Bagaimana yang benar menyematkan nama. Bagaimana pula
hukumnya punya nama lebih dari satu dan juga sahkah akad nikah dengan
menggunakan nama palsu.
Jawaban
Memberikan nama pada seseorang hukumnya sunah pada waktu dia
dilahirkan atau hari ketujuh dari waktu kelahirannya. Namun, tidak semua nama
itu baik. Nama-nama yang disematkan pada seseorang adakalanya sunah, makruh,
dan haram. Nama-nama yang disunahkan seperti Abdullah, Abdurrahman, Muhammad,
Ahmad, dsb. Sedangkan diantara nama-nama yang makruh adalah Syaithan, Zhalim,
Himar, dan nama-nama jelek yang lain.
Adapun nama-nama yang diharamkan seperti Abdun Nabi, Malikil
Amlak, dan Syahansyah.
Apabila seseorang sudah terlanjur memiliki nama yang tidak
baik (nama-nama yang dimakruhkan dan diharamkan) maka sunah untuk mengubah
namanya.
Adapun akad nikah dengan menggunakan nama palsu hukumnya sah
apabila mempelai di-isyarah-I
(ditunjuk) atau memang yang dikehendaki oleh walinya memang mempelai perempuan
tersebut.
Lihat: Mughnil
Muhtaj, XVIII/159, Istmidul-Ainain, I/94, al-Manhajul Qawim, I/636, Bughyatul
Mustarsyidin, I/418.
Sumber: Buletin Sidogiri edisi 75
Assalamualaikum..
ReplyDeleteSaya mau bertanya...
ReplyDeleteNama saya sarya(nama sejak lahir).
Tetapi dalam ijasah saya sudah tidak menggunakan nama itu lagi.begitu juga ketika bekerja.teman-teman semua mengenali saya dengan nama shariffah(identiti kad)
Kebetulan adik saya juga nama syarifah.perbedaan hanya terletak pada huruf.
Saya akan menikah tidak lama lagi.
Apakah sah pernikahan saya jika saya dinikahkan menggunakan nama shariffah...????
Atau haruskah saya menikah 2 kali dengan menggunakan sarya dahulu lalu menikah sekali lagi dengan menggunakan shariffah...???
Terima kasih....
katanya sih syah mbak, ini katanya lo, sy jg ga th.
ReplyDelete